Risiko sosial adalah sebuah konsekuensi dari suatu pembangunan atau perubahan. Hal teresebut perlu dimanaj agar bisa direncanakan, diminmalisir serta dimitigasi dengan baik. Untuk itu Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat mengirimkan beberapa pegawai terbaiknya mengikuti Pelatihan Manajemen Risiko Sosial yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan Smile Group. Pelatihan manajemen risiko sosial dilaksanakan di Manado tanggal 6-8 Februari 2024. Narasumber pelatihan ini antara lain dari akademisi yang menguasai perihal manajemen risiko sosial.

Manajemen risiko adalah tahapan yang dilakukan untuk mengelola risiko secara sistematis oleh pribadi maupun sebuah organisasi. Sumber risiko pada dasarnya adalah ketidakpastian. Ketidakpastian memunculkan risiko. Ketidakpastian politik, ketidakpastian cuaca, ketidakpastian gejolak sosial, ketidakpastian penyakit, ketidakpastian hubungan antar-negara dalam suatu kawasan dan lain-lain sangat mungkin menjadi sumber dari risiko yang perlu dikelola dengan baik dan benar. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko. Kegagalan mengelola risiko bisa mengakibatkan konsekuensi yang serius terhadap organisasi. Proses manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, evaluasi dan pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Kegiatan tersebut pada dasarnya bertujuan mempelajari karakteristik risiko dengan baik sehingga kita bisa mengelola risiko dengan baik.

Risiko Sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam, dan bencana yang jika tidak diberikan Bantuan Sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar. Manajemen risiko sosial atau Social Risk Management (SRM) adalah suatu kerangka kerja konseptual yang dikembangkan oleh Bank Dunia, khususnya mengenai Perlindungan Sosial dan sektor Tenaga Kerja, sejak tahun 1900an akhir. Tujuan dari SRM adalah untuk memperluas kerangka tradisional perlindungan sosial untuk mencakup pencegahan, mitigasi, dan strategi penanggulangan untuk melindungi mata pencaharian dasar dan mempromosikan pengambilan risiko. SRM berfokus secara khusus pada kaum miskin yang paling rentan terhadap risiko dan lebih mungkin untuk menderita dalam menghadapi guncangan ekonomi. Melalui strateginya, SRM bertujuan untuk mengurangi kerentanan masyarakat miskin dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan berisiko tetapi memberikan pendapatan yang lebih untuk membantu mereka keluar dari kemiskinan kronis. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan para peserta semakin memahami karakteristik risiko sosial serta memahami pengelolaan atau manajemen risiko sosial.